![]() |
| dictiocomunity |
Haloo
teman-teman...
Setelah membahas
Dasar-Dasar Konseling dan Psikoterapi, selanjutnya kita akan membahas tentang
Faktor Penghambat dan Pendukung Keberhasilan
Konseling dan Psikoterapi. Dalam proses Konseling dan Psikoterapi pasti akan
ada hal yang menghambat dan melancarkan proses Konseling dan Psikoterapi. Apa
aja faktor tersebut? langsung saja kita bahas di bawah ini
1.
Faktor Pendukung Keberhasilan Konseling
Latipun
(2001) meninjau faktor penunjang keberhasilan konseling menjadi lima sudut
pandang. Berikut ini adalah tabel penjelasannya:
a. Faktor
yang berhubungan dengan gangguan
-
Jenis gangguan atau masalah, menentukan seberapa besar tingkat kesulitan yang
akan dihadapi oleh konselor.
-
Bobot permasalahan, masalah yang kompleks dapat memengaruhi hasil
konseling.
-
Konseling sebelumnya, konseli yang sudah pernah menjalani konseling
sebelumnya pada konselor lain, akan memengaruhi keberhasilan konseling yang
dijalani.
b. Faktor
yang berhubungan dengan Koseli
-
Usia, klien yang masih remaja lebih mudah dimodifikasi perilakunya daripada
kien yang sudah dewasa. Dikarenakan klien yang masih remaja memiliki karakter
kepribadian yang masih fleksibel, lain halnya dengan usia dewasa yang lebih
mantap.
-
Jenis kelamin, wanita lebih mudah dipengaruhi perilakunya daripada
pria karena wanita sering melakukan proses modelling.
-
Tingkat pendidikan, klien yang berpendidikan tinggi lebih dapat menyikapi
interaksi dalam konseling secara positif.
-
Inteligensi, berpengaruh terhadap kemampuan klien untuk dapat
menyesuaikan diri dan cara-cara pengambilan keputusan.
-
Status ekonomi, klien dengan latar belakang ekonomi yang baik lebih
positif menilai diri di masa depan.
c. Faktor
yang berhubungan dengan kepribadian Konseli
-
Motivasi, klien yang
datang atas motivasi pribadi akan lebih berpengaruh positif terhadap konseling.
-
Harapan, dengan harapan klien akan lebih semangat menjalani konseling.
-
Kekuatan ego dan kepribadian, memiliki peranan penting dalam penangan masalah dan
kecemasan menghadapi resiko.
d. Faktor
yang berhubungan dengan kehidupan klien
-
Keluarga, dukungan dari keluarga menanamkan keyakinan dan
semangat klien dalam menjalani konseling.
-
Kehidupan sosial, klien yang hidup di lingkungan sosial yang mendukung
klien akan lebih berhasil.
e. Faktor
yang berhubungan dengan konselor dan proses konseling
-
Kemampuan konselor
-
Hubungan yang harmonis antara konselor dan konseli
7
Sedangkan menurut Gadding terdapat lima faktor yang memengaruhi konseling,
diantaranya :
1.
Struktur
Struktur
diartikan sebagai karakteristik, kondisi, prosedur, parameter yang disetujui
oleh konselor dan konseli. Struktur digunakan untuk memperjelas bagaimana
hubungan antara konselor dan konseli, melindungi hak keduanya, mengarahkan, dan
menjamin keberhasilan konseling.
Ada
lima saran yang diberikan oleh Lesmana (2005) sebagai pedoman praktis untuk
membangun struktur dalam konseling, meliputi :
a.
Time limits, durasi waktu yang disepakati dalam satu kali
pertemuan.
b.
Action limits, membatasi perilaku agar tidak terjadi sesuatu yang
destruktif.
c.
Role limits, kesepakatan mengenai tujuan akhir
d.
Procedural limits, pemberian tanggung jawab kepada klien untuk menghadapi
suatu kebutuhan spesifik.
e.
Fee schedules, mengenai waktu dan cara pembayaran
2.
Inisiatif
Dalam
konteks konseling, inisiatif merupakan sikap atau usaha yang dapat memotivasi
konseli untuk mempercepat mendapatkan jalan keluar dari suatu permasalahan.
3.
Setting
Fisik
Suasana
yang kondusif perlu diciptakan saat konseling. Dalam hal ini, konselor harus
memiliki keterampilan untuk menyiapkan ruangan yang dapat membuat diri konseli
merasa nyaman, aman, tenang, dan relax. Biasanya keterampilan ini, meliputi :
pengaturan dekorasi ruangan, pengaturan tempat duduk, jarak tempat duduk
konseli, letak tempat duduk konseli, dan ruang konseling.
4.
Kualitas
Konseli
Kualitas
konseli mencakup hal – hal yang berkenaan dengan karakteristik dan kesiapannya
untuk menjalani proses konseling.
5.
Kualitas
Konselor
Pihak
yang paling mengetahui arah konseling dan sejauh mana tingkat keberhasilan
konseling.
2.
Faktor Penghambat Keberhasilan Konseling
Dalam Cavanag (1982) dalam Lesmana (2006)
mengemukakan ada 7 masalah umum yang dapat menghambat hubungan konseling,
diantaranya :
1.
Kebosanan
Konselor yang sudah
melakukan konseling berulang kali atau memiliki jam terbang yang tinggi
berpotensi untuk merasakan kebosanan saat proses konseling.
2.
Hostilitas
Konselor yang sudah
merasa dirinya nice people karena
sudah merasa membantu dan berharap ia dihargai akan hal itu dapat menimbulkan
hostilitas pada klien.
3.
Distansi Emosional
Konselor yang distan
secara emosional tidak dapat “masuk” ke dalam diri klien. Sehingga ia tidak
berempati dengan benar.
4.
Kesalahan – kesalahan Konselor
Semua konselor pasti
pernah melakukan kesalahan, ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa
konseling menjadi terhambat.
5.
Kelekatan Emosional
Konselor dan/atau
klien bergantung pada satu sama lain dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka,
hanya sebatas untuk merasa aman, untuk menerima, dan memberi cinta, untuk
dikagumi dan dibutuhkan (Lesmana, 2006).
6.
Penderitaan (Suffering / Psychological
Bleeding)
Konselor bisa
menyebabkan penderitaan pada klien ketika ia mendorong kliennya untuk
berkembang, padahal klien memiliki keinginan besar untuk menetap pada suatu
keadaan atau bahkan mundur.
7.
Burnout
Adalah suatu suasana
kepadaman gairah kerja dan berprestasi, kadang juga dapat disebut stress kerja
(Mappiare, 2006). Konselor terus dihapakan dengan emosional yang tinggi pada
diri klien. Penderitaan klien juga menjadi penderitaannya, tapi di sisi lain ia
harus mempertahankan sikap profesionalnya.
Selain hal – hal diatas, Yeo (2003, 104:107)
juga mengemukakan bahwa terdapat kesenjangan yang berkaitan relasi dengan klien
diantaranya :
1. Sebagian klien
mengharapkan konselor mau menceritakan informasi pribadi tentang dirinya dan
berusaha mendapatkan kesetaraan dalam berelasi.
2. Perasaan – perasaan
konselor terhadap klien
3. Daya tarik seksual
3.
Faktor Pendukung Keberhasilan Psikoterapi
Terdapat lima
faktor yang mendukung keberhasilan proses psikoterapi, diantaranya :
1.
Tujuan
yang Ingin Dicapai
Proses
psikoterapi harus memiliki tujuan yang jelas mengapa psikoterapi tersebut
dilaksanakan. Psikoterapis juga harus memahami permasalahan klien dan perubahan
seperti apa yang ingin dicapai. Oleh sebab itu, pada awal proses psikoterapi
biasanya dilakukan assessment sebagai pengantar ke step berikutnya.
2.
Kemauan
Klien untuk Berubah
Keberhasilan
psikoterapi sangat bergantung pada hal ini. Karena proses psikoterapi sifatnya
tidak boleh dipaksakan. Apabila seorang pasien menjalani psikoterapi hanya
karena paksaan dari pihak luar, maka hasil yang didapatkan dari psikoterapi
tidak maksimal bila tidak didukung oleh kemauan dari pasien untuk berubah.
3.
Pengalaman
dan Keterampilan Psikoterapis
Psikoterapis
yang baik harus terampil mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya selama proses
psikoterapi. Kemudian akan lebih baik lagi apabila ditambah dengan jam terbang
yang cukup dalam menangani pasien. Seorang psikoterapis dituntut untuk dapat
memahami dasar psikologi, psikopatologi, dan cara kerja pikiran manusia.
4.
Keterbukaan
Pasien kepada Psikoterapis
Pasien
diharapkan untuk dapat terbuka kepada psikoterapis, menceritakan permasalahan
seddetail mungkin, dang yang terjadi sesuai dengan realita yang ada. Hal ini
akan mendukung data – data yang dimiliki oleh psikoterapis, sehingga pasien
mendapatkan perlakuan yang tepat guna.
5.
Metode
yang Digunakan
Opsi
metode yang terdapat pada psikoterapis sangatlah variatif. Psikoterapis
diharapkan dapat menyesuaikan metode yang digunakan dengan keluhan pasien.
4.
Faktor Penghambat keberhasilan Psikoterapi
Berikut ini
adalah beberapa hal yang dapat menghambat keberhasilan psikoterapi, diantaranya
:
1.
Usia. Banyak ahli analisis percaya bahwa
sebagian besar orang dewasa yang berusia diatas 40 tahun tidak memilki
fleksibilitas yang cukup untuk perubahan. Tetapi yang lebih penting daripada
usia pasien adalah kapasitas pasien individual untuk introspeksi secara
bijaksana dan keinginan untuk berubah. Calon ideal untuk pasien psikoterapi biasanya
adalah mereka yang berusia dewasa muda.
2.
Analisis
dengan sifat hubungan teman, saudara, dan kenalan di kontraindikasikan karena
mengganggu transferensi dan objektivitas ahli analisis.
3.
Kesalahan
pemilihan metode yang digunakan dalam psikoterapi dapat menghambat keberhasilan
psikoterapi karena tidak didapatkannya hasil baik yang signifikan.
4.
Psikoterapis
tidak terampil dalam menerapkan teknik dan metode penanganan fungi – fungsi
mental pasien.
5.
Rasa
takut yang dimiliki pasien saat psikoterapi
Referensi:
Corey, G. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta: Refika Aditama
Latipun.
2003. Psikologi Konseling Edisi Ketiga.
Malang : UPT Penerbitan Universitas
Muhammadiyah
Lubis, N.
2013. Memahami Dasar – dasar Konseling dalam
Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana
Siradj,
Sjahudi. 2006. Diktat Dasar – Dasar
Konseling dan Psikoterapi. Surabaya : Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel

Komentar
Posting Komentar