Langsung ke konten utama

Dasar-Dasar Konseling dan Psikoterapi


talentaindonesia.id


Kali ini kita saya membahas tentang dasar-dasar konseling dan psikoterapi, seperti pengertian, persamaan, perbedaan, dan lainnya. Mungkin banyak orang diluar sana yang belum tau apa sih Konseling dan Psikoterapi itu ?

Pengertian Konseling

Konseling merupakan suatu proses bantuan secara professional antara konselor dan klien atau konseli yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan masalahnya (yang masih bersifat normal) agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.

Ciri-Ciri Konseling

1. Konseling menuntut dilaksanakannya oleh seorang konselor yang professional, kompeten dalam menangani berbagai macam konflik, kecemasan, atau masalah yang berkaitan dengan keputusan pribadi, social, karier, pendidikan.

2. Konseling melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung atau tidak langsung.

3.    Konseling tidak harus verbal, interaksi dalam konseling dapat dilakukan pula secara non verbal.

4.    Tujuan dari proses konseling adalah adanya perubahan tingkah laku klien.

5.    Konseling adalah proses yang dinamis.

6.    Konseling didasari atas penerimaan konselor yang wajar terhadap klien.

Tahap-Tahap Proses Konseling

Hubungan antara konselor dan klien merupakan inti proses konseling oleh karena itu para konselor hendaknya menguasai berbagai teknik dalam menciptakan hubungan. Untuk melakukan konseling, tentunya ada serangkaian tahap-tahap yang harus dilakuakan, hal ini akan mempermudah konselor dalam menggali permasalahan klien guna terselesaikannya masalah klien. Tahap-tahap tersebut antara lain:

1.    Teknik Pembukaan

Yaitu usaha konselor untuk mengantarkan klien dalam memasuki proses konseling. Dalam teknik pembukaan ini konselor memberikan penjelasan kepada klien tentang konseling, tujuan, asas-asas, manfaat serta hal lain yang berhubungan dengan proses konseling

2.    Teknik Hubungan Releksi

Refleksi perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang esensial (perlu). Refleksi ini merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan dibuat dan sebelum pemberian informasi dan tahap interpretasi dimulai. Perasaan-perasaan yang diekspresikan dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu yang positif, negative, dan ambivalen.

3.    Teknik Penerimaan dan Perstrukturan

Teknik penerimaan merupakan cara bagaimana konselor melakukan tindakan agar klien merasa diterima dalam proses konseling. Dalam teknik penerimaan, ada tiga unsur yaitu: 1) ekspresi air muka, 2) tekanan suara, 3) jarak dan perawakan.

Teknik penstrukturan (structuring) adalah proses menetapkan batasan oleh konselor tentang hakekat, batasan-batasan dan tujuan proses konseling pada umumnya, dan hubungan tertentu pada khususnya. Struktur konseling mempunyai dua unsur yaitu, 1. Unsur implisit, dimana peranan konselor yang secara umum diketahui klien, dan 2. struktur yang formal berupa pernyataan konselor untukmenjelaskan dan membatasi proses konseling.

4.    Teknik Mendengarkan

Mendengarkan secara aktif dan tepat sangat penting dan merupakan dasar bagi selama wawancara berlangsung, lebih-lebih pada saat permulaan ketika konselor biasanya mengambil bagian secara verbal. Kegiatan ini menghendaki agar konselor lebih banyak diam dan menggunakan semua indranya untuk menangkap semua pesan.

5.    Teknik Mengarahkan

Di sini konselor lebih berinisiatif dari pada klien. Dengan memberikan pengarahan, secara tidak langsung konselor mengetahui apa yang harus dilakukan. Pemberian pengarahan hanya dilakukan bila mana konselor benar-benar telah memahami keadaan dan kebutuhan klien. Nilai dari upaya pemberian pengarahan tidaklah mudah, konselor harus menentukan kapan cara ini tepat dilakukan, dan cara mana yang sebaiknya dipakai.

6.    Teknik Mengakhiri Proses Konseling

Mengakhiri wawancara, dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengatakan bahwa waktu sudah habis, 2. Merangkum isi pembicaraan, 3. Merangkum adalah proses menyatukan semua yang dikomunikasikan selama proses konseling dengan menggunakank ata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. 4. Menunjukan pada pertemuan yang akan datang dengan

menanyakan “apa yang akan anda lakukan?”, 5. Membuat catatan singkat, 6.Membuat catatan merupakan usaha sederhana tetapi sangat pentingkarena kegiatan ini mempunyai andil yang sangat besar dalamrencana pengubahan tingkah laku yang perlu dirubah, 7. Memberikan tugas-tugas tertentu, 8. Mendoakan klien semoga tetap bahagia, 9. Berdiri, 10.  Perpisahan dengan berjabatan tangan.

Pengertian Psikoterapi

Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu “Psyche” yang artinya jiwa, pikiran, mental dan “Therapy” yang artinya penyembuhan, pengobatan, perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.

Secara umum psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang terjadi interaksi antara terapis dan pasien untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan pasien agar membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan memechakan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.

Ciri-Ciri Psikoterapi

1.  Proses: interaksi sistematis antara dua pihak; formal, professional, legal, dan menganut kode etik psikoterapi

2.  Tujuan: untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi permasalahan psikologis, atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada (afektif, kognitif, perilaku).

3.   Tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan yang sesuai dengan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya (data yang diperoleh melalui assessment, interview, observasi, dsb.). menggunakan prinsip – prinsip penelitian serta menyusun interaksi teraupetik.

4.  Tingkah laku, pikiran, dan perasaan: diarahkan pada salah satu atau semua cirri dari fungsi psikologis ini.

5.    Tingkah laku abnormal, memecahkan masalah, dan perkembangan pribadi, ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi :

1.  Orang –orang yang mengalami masalah tingkah laku abnormal, seperti : schizophrenia, anxiety, mal-adjustment, dsb.

2.  Orang – orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan yang bermasalah atau masalah pribadi yang tidak cukup berat tetapi dianggap abnormal.

3. Orang – orang yang mencari psikoterapi karena dianggap sebagai sarana perkembangan kepribadian.

6. Membutuhkan interaksi verbal: tidak seperti konseling, bagaimanapun juga psikoterapi membutuhkan pembicaraan antara psikoterapis dan klien. Akan tetapi terapis juga harus peka akan komunikasi non verbal yang disampaikan oleh klien.

 

Tahap-Tahap Proses Psikoterapi

1.    Wawancara

Dalam tahap ini perlu dikemukakan: 1. Aturan-aturan apa saja yang perlu diketahui oleh klien, 2. Apa yang akan dilakukan oleh terapis, 3. Apa yang diharapkan klien, 4. Adanya persekutuan antara klien dengan terapis untuk melawan masalah yang dihadapi klien, 5. Perlu dibina rapport, yaitu hubungan yang menimbulkan keyakinan dan kepercayaan klien bahwa ia akan dapat ditolong.Tanpa ini klien akan lari sebelum mulai. Terapi tidak akan berjalan seperti yang diharapkan, 6. Perlu dikembangkan komitmen klien untuk menjalankan perannya sebagai klien, 7. Kontrak terapeutik, perlu pula dikemukakan, 8. Persetujuan antara tugas klien dan tugas terapis kapan dan dimana terapi dilakukan dan berapa lama, 9. Kemukakan tujuan yang akan dicapai oleh klien dalam terapi. Apa yang dapat dijanjikan terapis dan apa yang dapat diharapkan oleh klien, 10. Untuk menyakinkan klien perlu dikemukakan keberhasilan yangtelah dialami terapis untuk kasus-kasus yang sama. Atau dapat dikemukakan hasil penelitian tentang efektivitas pendekatan yang digunakan terapis.

Tugas terapis adalah memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan seksama apa yang diungkapkan oleh klien. Tugas klien adalah menceritakan semuanya pada terapis.

2.    Proses Terapi

Supaya terjadi komunikasi yang mengalir dengan baik perlu dilakukan: 1. Mengkaji pengalaman klien, 2. Menggali pengalaman masa lalu, 3. Mengkaji hubungan antara terapis dank lien saat ini dan di sini, 4. Melakukan pengenalan, jenjelasan, dan pengartian perasaan dan arti-arti pribadi pengalaman klien.

3.    Tindakan Proses Terapi

Tahap ini dilakukan pada saat menjelang terapi berakhir. Hal-halyang perlu dilakukan terapis dan klien, yaitu : 1. Terapis mengkaji bersama klien tentang apa yang telah dipelajariklien selama terapi berlangsung, 2. Apa yang telah diketahui klien akan diterapkan dalamkehidupannya nanti.

4.    Mengakhiri Terapi

Terapi dapat diakhiri kalau tujuan telah tercapai. Atau apabila klien tidak melanjutkan terapi. Demikian juga terapis dapat mengakhiri terapi kalau ia tidak dapat lagi menolong kliennya, ia mungkin dirujuk. Klien harus diberitahu beberapa waktu sebelum pengakhiran terapi, hal ini penting karena klien akan menghadapi lingkungannya nanti sendiri tanpa bantuan terapis. Ketergantungannya kepada terapis selama ini sedikit-sedikit harus dihilangkan dengan menumbuhkan kemandirian klien

Persamaan Konseling dan Psikoterapi

a. Konseling dan psikoterapi merupakan suatu usaha professional untuk membantu memberikan pelayanan pada individu mengenai permasalahan psikologis (Rogers, 1942)..

b.    Konseling dan psikoterapi bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien untuk suatu perubahan tingkah laku (behavioural change), kesehatan mental positif (positive mental health), pemecahan masalah (problem solving), keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making).

c.  Konseling dan psikoterapi membantu dan memberikan perubahan, perbaikan kepada klien (eksplorasi diri, pemahaman diri, dan perubahan tingkah laku) agar klien dapat menjalani hidup dan kehidupannya dengan sehat dan normal. Keduanya menekankan pentingnya perkembangan dalam pembuatan keputusan dan keterampilan membuat perencanaan oleh klien. Keakraban hubungan antara klien dan psikoterapis/konselor disepakati sebagai suatu bagian integral dalam proses psikoterapi maupun konseling (Mappiare,2002)

d.   Konseling dan psikoterapi merupakan bantuan dengan mencoba menghilangkan usaha self-defeating (tingkah laku merusak diri) pada klien.

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

1.   Koseling untuk memberikan bantuan psikologis. Sedangkan Psikoterapi lebih memberi bantuan ke kondisi psikis.

2. Konseling ditangani oleh Konselor dan kliennya disebut Konseli. Sedangkan untuk Psikoterapi ditangani oleh terapis (ahli kejiwaan) dan kliennya merupakan individu yang mempunyai gangguan jiwa.

3.    Konseling lebih mengarah pada penyebab atau awal masalah. Selanjutnya konseling lebih mengarah pada pengembanganpendidikan-pencegahan. Berbeda dengan psikoterapi yang mengarah penyembuhan-penyesuaian-penyembuhan.

4. Dalam proses Konseling, wawancara adalah alat utama. Wawancara digunakan untuk menggali alasan/masalah yang sedang dihadapi oleh Konseli. Konselor dapat memberikan kekuatan positif dan memberikan support kepada Konseli. Sedangkan Psikoterapi, mengatasi kelemahan individu dengan beberapa cara praktis seperti pembedahan psikis (psycho-surgery) dan pembedahan otak (pola pikir). Psikoterapi merupakan proses pengobatan dan penyembuhan terhadap perilaku-perilaku yang menyimpang (Mappiare,2002).


Referensi

Lubis, DR. Namora Lumongga, M.Sc. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Corey, G. 2005. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Refika Aditama

Latipun. 2003. Psikologi Konseling Edisi Ketiga. Malang:  UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah.

Lesmana, Jeanette, Murad. 2005. Dasar – Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Briliani Monika, dkk. 2018. Konsep Konseling dan Psikoterapi. Pemalang: Universitas Pancasakti Tegal.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar – Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan Kedua.

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe-Tipe Konseling dan Psikoterapi

Halo readers, kali ini writer akan membahas tentang apa aja sih tipe-tipe konseling dan psikoterapi itu. Nah jadi, banyak sekali tipe-tipe konseling dan psikoterapi yang dapat digunakan konselor dan juga terapis untuk melakukan proses konseling dan psikoterapi baik itu secara individual ataupun kelompok. Mari kita bahas dibawah: Menurut Pietrofesa dkk (1978) yang dikutip oleh Mappiare (2004) tipe konseling dapat dibedakan: 1.     Konseling Krisis Berdasarkan sifat situasi krisis, konselor menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri, konselor menunjukkan sikap dasar yang meyakinkan seperti dapat meredakan kecemasan, dan menunjukkan tanggung jawabnya kepada klien melalui dukungan dan ekspresi pengharapan terhadap klien. Selain itu konselor juga memberikan intervensi langsung, dukungan, dan konseling individual ke klinik atau lembaga yang layak. 2.     Konseling Fasilitatif Proses membantu klien menjadikan jelas permasal...

Faktor Penghambat dan Pendukung Keberhasilan Konseling dan Psikoterapi

  dictiocomunity Haloo teman-teman... Setelah membahas Dasar-Dasar Konseling dan Psikoterapi, selanjutnya kita akan membahas tentang Faktor Penghambat dan Pendukung   Keberhasilan Konseling dan Psikoterapi. Dalam proses Konseling dan Psikoterapi pasti akan ada hal yang menghambat dan melancarkan proses Konseling dan Psikoterapi. Apa aja faktor tersebut? langsung saja kita bahas di bawah ini 1.   Faktor Pendukung Keberhasilan Konseling Latipun (2001) meninjau faktor penunjang keberhasilan konseling menjadi lima sudut pandang. Berikut ini adalah tabel penjelasannya : a.        Faktor yang berhubungan dengan gangguan -    Jenis gangguan atau masalah , menentukan seberapa besar tingkat kesulitan yang akan dihadapi oleh konselor. -    Bobot permasalahan, masalah yang kompleks dapat memengaruhi hasil konseling. -    Konseling sebelumnya, konseli yang sudah pernah menjalani konseling sebelumnya pada kons...

Pendekatan-Pendekatan Konseling dan Psikoterapi

Dalam melakukan proses konseling dan psikoterapi terdapat pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan oleh konselor kepada konseli, apa aja sih pendekatan-pendekatan itu ? Mari kita bahas dibawah...... 1.   Pendekatan Behavior Dictio Comunity Konseling behavioral ini dikembangkan atas reaksi terhadap pendekatan psikoanalisis dan aliran-aliran Freudian (Rachman, 1963). Rachman mengemukakan bahwa teknik asosiasi bebas, analisis transferensi dan teknik-teknik analisis sebagaimana yang diterapkan psikoanalisis tidak banyak membantu mengatasi masalah perilaku klien. Tujuan Konseling Correy (1977) dan George dan Cristiani (1990) mengemukakan bahwa konseling behavioral itu memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 1.     Berfikus pada perilaku yang tampak dan spesifik. 2.     Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan terapeutik. 3.     Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien. 4.     Penaksiran objekti...